Rabu, 14 November 2012

social network

Definisi Social Network adalah sebuah peta dari semua pertalian antara struktur sosial organisasi yang diikat oleh satu atau lebih tipe relasi, seperti ide, teman, perdagangan atau link web.
Banyak di antara kita pasti sudah mengenal friendster, facebook, orkut, myspace, linkedIn, dan sebagainya yang sering juga disebut sebagai freestanding social network service yang berarti pembangunan data sosial bertumpu pada anggota yang mendefinisikannya secara terus menerus.  Classmate.com yang sering disebut-sebut sebagai penyedia layanan jaringan sosial pertama kalinya, ternyata tidak mengalami pertumbuhan komunitas yang cukup baik, jika dibandingkan dengan MySpace (tetap nomor satu sebagai penyedia layanan social network), friendster, facebook, linkedIn yang mengalami pertumbuhan sangat cepat.
Asumsinya sederhana saja, jika kita memiliki teman, dan teman kita memiliki akses Internet, dapat dipastikan kita akan bertemu di “ruang” yang kita sebut dengan social network service tersebut. Apakah mungkin ada satu titik pertumbuhan data jejaring sosial ini akan stagnan? Bisa jadi. Tapi menurut saya kecil sekali kemungkinan itu, karena pada prinsipnya kita sebagai manusia pasti juga akan membutuhkan aktualisasi dan membangun jaringan sosial yang terus menerus.
Ada jenis kedua yang ada menyebutnya sebagai built in social network yang menunjuk pada layanan-layanan jaringan sosial online yang memungkinkan setiap pemakai berkolaborasi (bekerja bersama-sama) dalam satu “wadah” yang sama. Kita bisa menunjuk milist salah satunya, atau wikipedia, atau blog, open bookmark, dan sebagainya.
Jika diperhatikan, layanan-layanan tersebut sangat memperhatikan tentang kebutuhan pemakainya (kebutuhan soaial seorang manusia). Ada yang menyebutkan beberapa poin layanan penting yang harus disediakan agar sebuah layanan dapat dikatakan sebagai sebuah social network service.


Dari sisi teknologinya, untuk mendukung interaksi dengan pemakai yang lebih baik dan juga dalam rangka menyediakan layanan-layanan yang terpadu kepada pemakainya, biasanya sebuah layanan jaringan sosial (secara umum bebasis web), akan menerapkan dengan apa yang disebut sebagai konsep Web 2.0. Konsep ini sekali lagi menekankan pada bagaimana sebuah web dapat meningkatkan partisipasi pemakai. Apa yang harus disediakan pada Web 2.0? Selain antarmuka yang lebih interaktif, aplikasi Web 2.0 juga harus memperhatikan:
  • customization untuk para pemakainya. Alasannya sederhana:
    • Setiap individu adalah unik
    • Beberapa orang ingin menjadi berbeda
    • Memungkinkan orang memilih daripada memaksanya menggunakan apa yang telah Anda buat
    • bagaimana membuat pemakai lebih “kerasan”
  • mengikuti prinsip “Long Tail”. Jika boleh saya terjemahkan dari apa yang saya pahami: menyediakan suatu layanan/barang yang sangat beragam untuk dapat menjangkau semakin banyak orang.
Dari prinsip-prinsip tersebut, tidaklah heran jika Amazon.com, iGoogle, myYahoo, dan sejenisnya benar-benar dapat memberikan contoh yang sangat baik tentang penerapan Web 2.0 ini. Apa yang dapat menunjang pengembangan aplikasi Web 2.0? Menurut saya: AJAX dan Web Service adalah teknologi penunjang dibelakang konsep Web 2.0.
Tapi konsep ini belum ada kaitannya dengan konsep Web Semantic yang berbicara lebih pada bagaimana membuat suatu sumber web memiliki suatu semantic (metadata dan penunjang lainnya) agar dapat dikoleksi dan diproses oleh mesin secara langsung. Sebagian besar layanan jaringan sosial yang ada masih belum menerapkan konsep Web Semantic, walaupun ada beberapa layanan yang sudah menerapkannya, seperti ClaimID.com (silahkan kunjungi ClaimID saya). Ada yang menyebutkan, jika aplikasi web yang sudah menerapkan Web 2.0 ditambah dengan konsep Web Semantik, nantinya akan disebut sebagai Web 3.0. Benarkah?
Tapi yang jelas, layanan data yang besar seperti jaringan sosial online ini sangat menjanjikan, dengan nilai bisnis yang luar biasa besar juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar